Jumat, 18 Mei 2012

tata nama


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sudah menjadi naluri manusia untuk memberi nama kepada apa saja yang ada disekitarnya. Nama itu merupakan sesuatu yang mutlak perlu dalam kehidupan sehari-hari, sebab  tanpa nama untuk mengacu benda-benda konkrit seperti tumbuh-tumbuhan maupun hal-hal yang abstrak tidak mungkin kita lakukan.
Radford (1986) mengutip pendapat Macself seperti yang ditulis oleh Johnson (1971): “Betapa aneh dan kacaunya kehidupan ini seandainya kita mengabaikan penggunaan nama yang kita pakai untuk mengidentifikasi segala sesuatu yang kita lihat, buat atau pakai. Perolehan dan penyebaran pengetahuan tentulah tidak mungkin lagi dan aktivitas kehidupan akan terhenti”. Sulit dibayangkan bagaimana kita harus berkomunikasi satu dengan yang lain tanpa menyebut suatu nama.
Pemberian nama pada tumbuhan disebut nomenklatur atau tatanama. Cara pemberian nama itu melibatkan asas-asas yang diatur oleh peraturan-peraturan yang dibuat dan disahkan Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan tersebut secara formal dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code of Botanical Nomenclature).


B.     TUJUAN

Tujuan utama sistem ini adalah menciptakan satu nama untuk setiap takson (Rideng, 1989). Selanjutnya Rifai (1973) menyatakan bahwa kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang mantap dalam pemberian nama bagi kesatuan-kesatuan taksonomi, menjauhi atau menolak pemakaian nama-nama yang mungkin menyebabkan kesalahan atau keragu-raguan atau yang menyebabkan timbulnya kesimpangsiuran dalam ilmu pengetahuan.

Tatanama ini juga bertujuan menghindarkan terciptanya nama-nama yang tidak perlu.
Maksud pemberian nama pada setiap kesatuan taksonomi tumbuh-tumbuhan bukanlah untuk menunjukkan ciri-ciri atau sejarahnya, tetapi untuk memberikan jalan guna pengacuan dan sekaligus menunjukkan tingkat kedudukan taksonominya.

C.    PERTANYAAN-PERTANYAAN

1.      Pada seminar nasional, seorang peneliti dari salah satu balai penelitian mempresentasikan tanaman padi hasil tahan kering hasil temuannya. Hasil temuan tersebut telah dirilis oleh Departemen Pertanian. Salah seorang peserta seminar mempertanyakan tentang cara penulisan hasil temuan tersebut. Peneliti tersebut menyebutnya varietas, tapi menurut peserta seminar temuannya adalah kultivar. Menurut anda, bagaimana tata cara penulisan tata nama yang benar?
2.      Coba anda buat urutan takson dari kentang cv. Atlantik sesuai dengan aturan ICNCP!
3.      Mengapa setiap orang yang berkecimpung dalam bidang tumbuh-tumbuhan atau tanaman, perlu mempelajari dan memahami cara penulisan tata nama tumbuhan dan tanaman sesuai dengan aturan ICBN atau ICNCP?
4.      Mengapa bahasa latin dipilih dalam penulisan tata nama tumbuhan?
5.      Jelaskan apa saja yang dipelajari pada sistematika tumbuhan!
6.      Jelaskan cara penamaan spesies berdasarkan sifat tanaman, kata benda dan nama-nama orang!
7.      Sebutkan 24 kategori taksa tumbuhan berdasarkan ICBN!
8.      Jelaskan cara penulisan varietas dan kultivar  menurut tata nama internasional!
9.      Jelaskan berbagai cara mensitir nama tumbuhan menurut ICBN!









BAB II
PEMBAHASAN
                                                                                                      
1.      Pada seminar nasional, seorang peneliti dari salah satu balai penelitian mempresentasikan tanaman padi hasil tahan kering hasil temuannya. Hasil temuan tersebut telah dirilis oleh Departemen Pertanian. Salah seorang peserta seminar mempertanyakan tentang cara penulisan hasil temuan tersebut. Peneliti tersebut menyebutnya varietas, tapi menurut peserta seminar temuannya adalah kultivar. Menurut kelompok tiga, hasil temuan tersebut adalah kultivar. Alasannya, tanaman padi hasil tahan kering tersebut sudah mengalami perlakuan khusus dengan campur tangan manusia sehingga menyebabkan perubahan pada ciri, bentuk, dan struktur populasinya. Oleh sebab itu, cara penamaannya tidak dapat lagi diatur oleh Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan, tetapi diatur oleh kode tersendiri yaitu Kode Internasional Tata Nama Tanaman Budidaya. Hal ini disebabkan karena tanaman padi hasil tahan kering tersebut sudah menyimpang dari bentuk asli alaminya.

2.      Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas        : Asteridae

Ordo                : Solanales

Famili              : Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus              : Solanum

Spesies             : kv. Atlantik Solanum tuberosum L ‘Atlantik’


3.      Setiap orang yang berkecimpung  dalam bidang tumbuh-tumbuhan atau tanaman, perlu mempelajari dan memahami cara penulisan tata nama tumbuhan dan tanaman sesuai dengan aturan ICBN atau ICNCP karena berperan antara lain dalam membantu memandu cara penulisan nama ilmiah tumbuh-tumbuhan dan nama teknis tanaman budidaya yang benar; dan menunjukkan perbedaan antara varietas dan kultivar secara konsepsional sehingga pemakaiannya betul-betul proporsional disertai dengan ketentuan ilmiah yang berlaku secara internasional.
4.      Bahasa latin dipilih sebagai penulisan tata nama tumbuhan karena bahasa latin sudah lama mentradisi secara universal dipergunakan sebagai bahasa ilmiah. Bahasa latin merupakan bahasa yang sudah mati, sehingga kemungkinan untuk berubah bentuk hampir tidak ada.
5.      Sistematika tumbuhan mempelajari :
·         Identifikasi Tumbuhan
Ilmu tentang pengenalan suatu jenis tumbuhan dengan cara membandingkannya dengan jenis tumbuhan yang telah ada.
·         Tata Nama Tumbuhan
Ilmu tentang cara pemberian nama suatu tumbuhan, baik yang sudah berupa fosil maupun yang masih ada, dilengkapi dengan deskripsinya.
·         Klasifikasi Tumbuhan
Ilmu tentang pengelompokan semua macam ragam tumbuhan, dengan system tertentu, sehingga diperoleh ihktisar gambaran silsilah tumbuhan tersebut.
6.      Penamaan spesies tumbuhan
§  Binomial : Oryza sativa L.
§  Oryza : nama genus
§  sativa : petunjuk spesies ( Eptheton spesificum )
§  L. : singkatan nama pengarangnya (penemu, pemberi nama, pempublikasi)
Nama genus :
§  Berupa kata benda tunggal
§  Awal kata ditulis dengan huruf besar
§  Petunjuk spesies ( Eptheton spesificum ) dapat berupa :
§  Kata sifat yang cocok dengan nama genusnya :
sativa, sativum, sativus
alba, nigrum, radlatus
§  Kata benda yang memberi keterangan tambahan :
      bulbifera, tuberosum
§  Nama orang yang dibendakan :
merkusii
petunjuk spesies ( Eptheton spesificum ) bukan nama :
ditulis dengan huruf kecil
pada penulisan nama spesies berikutnya :
cukup ditulis awal kata genusnya saja serta diberi titik :
O. sativa L.

7.      24 Kategori Taksa Tumbuhan (ICBN)
NO.
LATIN
INDONESIA
INGGRIS
1.
Ragnum
Dunia
Kingdom
2.
Sub-regnum
Anak dunia
Sub-Kingdom
3.
Divisio
Divisi
Division
4.
Sub-divisio
Anak divisi
Sub-division
5.
Classis
Kelas
Class
6.
Sub-classis
Anak kelas
Sub-class
7.
Ordo
Bangsa
Order
8.
Sub-ordo
Anak bangsa
Sub-order
9.
Familia
Suku
Family
10.
Sub-familia
Anak suku
Sub-family
11.
Tribus
Puak
Tribe
12.
Sub-tribus
Anak puak
Sub-tribe
13.
Genus
Marga
Genus
14.
Sub-genus
Anak marga
Sub-genus
15.
Sectio
Seksi
Section
16.
Sub-sectio
Anak seksi
Sub-section
17.
Serie
Deret
Series
18.
Sub-serie
Anak deret
Sub-series
19.
Species
Jenis
Species
20.
Sub-species
Anak jenis
Sub-species
21.
Varietas
Varietas
Variety
22.
Sub-varietas
Anak varietas
Sub-variesty
23.
Forma
Forma
Form
24.
Sub-forma
Anak forma
Sub-form

8.      A.  Cara penulisan nama kultivar :
·         Setiap awal kata ditulis dengan huruf besar
·         Didahului kata kultivar  atau kv
·         Ditempatkan di antara 2 tanda petik tunggal
·         Dirangkaikan dengan nama spesies, genus, varietas, nama umum
ü  Dirangkaikan dengan nama species atau nama umum speciesnya
Oryza sativa kultivar Bengawan atau kv. Bengawan
Oryza sativa ‘Bengawan’
ü  Dirangkaikan dengan nama genus atau nama umum genus
Adiantum kultivar Sleeping Beauty atau kv. Sleeping Beauty
Adiantum ‘Sleeping Beauty’
ü  Dirangkaikan dengan nama varietas atau nama umum varietasnya
Brassica cleracea var. capitata kultivar Roem van Enkhuizen.
Brassica cleracea var. capitata ‘Roem van Enkhuizen’
Kubis krop kv. Roem van Enkhuizen
Kubis krop ‘Roem van Enkhuizen’
ü  Berupa nama Fantasi, bahasa modern ( 1 januari 1959 )
Citrulus lanatus kv. Sugar Baby
Citrulus lanatus ‘Sugar Baby’
Citrulus kv. Sugar Baby
Citrulus ‘Sugar Baby’
Watermelon cv. Sugar Baby
Watermelon ‘Sugar Baby’
ü  Jangan nama latin
Mawar ‘Flora Pleno’ => tidak boleh
Mawar ‘Albo Striata’ => tidak boleh
ü  Jangan sama dengan nama botani atau nama umum dari genus atau spesies lain
Cirtulus maxima ‘Sacharum officinarum’
Salak ‘Sawo’
ü  Hanya mempunyai satu nama yang benar
ü  Boleh mempunyai satu atau dua nama sinonim yang legal
ü  Satu kultivar yang mengandung satu nama dalam satu kelas kultivar
Kacang Hijau, Kacang Panjang => beda kelas
Kubis Daun, Kubis Bunga => beda kelas
ü  Tidak berubah walau nama botani berubah
ü  Tidak ada takson dibawah tahapan kultivar
ü  Tidak mempunyai status hukum yang legal.
B.    Cara penulisan nama varietas :
Penulisan namanya dicetak miring (atau digaris bawah jika tulisan tangan) dan didahului  dengan singkatan "var." Contoh: Oryza sativa var. indi ca.

9.      Pensitiran Nama Pengarang Tumbuhan:
a.       Sitiran Tunggal
Oryza sativa L.
L = Carolus Linnaeus (1707-1778), Italia
Linnaeus :
- Pertama kali menemukan
- Memberi nama yang valid
- Mempublikasikan secara efektif dengan kriteria publikasi yang sahih
b.      Sitiran Ganda Dihubungkan kata depan
Gossyplum tomentosum Nutt. Ex Seem.
Nutt            = Thomas Nuttal (1786-1859), Amerika Serikat
Seem.         = Berthold Carl Seeman(1825-1871), Jerman
Nuttal         =         -      Pertama kali menemukan dan memberi nama
-          Tidak mempublikasikan secara efektif dan sahih
Seeman      = mempublikasikan secara efektif, dengan kriteria publikasi yang sahih
Yang diakui sebagai pengarangnya adalah : yang namanya tercantum setelah kata depan ex
Ditulis : Gossyplum tomentosum Seem.
c.       Sitiran Ganda Dihubungkan kata Depan: in
Vibumum tematum Rehd. In Sarg.
Rehd.         = Alfred Rehder (1863- )
Sarg.          = Charles Sparague Sargent (1841-1927)
Rehder       =pengarang dan pembublikasi yang sahih
Sargent       = pengedit karya ilmiyah yang memuat nama tersebut
Yang diakui sebagai pengarangnya adalah : yang namanya tercantum dalam kata depan in
Ditulis : Vibumum vematum Rehd.
d.      Sitiran Ganda Dihubungkan Dengan Kata Depan : non
Citrus nobilis Andr. non Lour.
Andr  =  Henry C. Andrews ( - 1830)
Lour  = Juan Lourelo (1715-1796)
Andrews = pengarang dan pembublikasi tanaman yang dimaksud
Lourelo  = pengarang dan pembublikasi tanaman lainnya dengan nama yang sama.
Tanaman yang dimaksud adalah tanaman yang diberi nama oleh Andrews bukan yang diberi nama Lourelo.
Ditulis : Citrus nobilis Andr. non Lour.
e.       Sitiran Ganda Dihubungkan Dengan Kata Depanno n Danne r
Bartlingla Brongn. (1827) non Relchb. (1824) nec F.V. Muell (1827)
Brongn : Adolphe Theodore Brongniart(1801-1876)
Relchb. :Heinrich Gottllab Ludwig Reichenbach (1793-1879)
F.V. :Ferdinand von Mueller (1825-1896)
Tanaman yang dimaksud adalah tanaman yang diberi nama oleh Brongniart,
bukan yang diberi nama oleh Reichenbach dan Mueller.
Ditulis : Bartlingla Brongn. (1827)non Relchb. (1824)nec F.V. Muell (1827)
f.       Sitiran Ganda Memakai Tanda Kurung Biasa
Althea rosea (L.) Cav.
(L.) = Carolus Linnaeus (1707-1778)
Cav = Antonio Jose Cavanilles(1745-1804)  
Ada perubahan takson
Linnaeus : menempatkannya dalam genus Malva : Malva rosea L.
Cavanules: menempatkannya dalam genus Althea dan diterima secara sahih.
Ditulis : Althea rosea (L.) Cav
g.       Sitiran Ganda Memakai Tanda Kurung Persegi
Lupinus [Toum] L.
Toum = Joseph Pitton de Toumefort(1656-1708)
L. = Carolus Linnaeus (1707-1778)
Toumefort = pertama kali memberi nama dan mempublikasi. Termasuk ‘pre starting
point author’.
Linnaeus = hanya mensitir dari arsip yang ada.
Tanda [ ] tidak boleh dihilangkan
Lupinus [Toum.] L.




BAB III
PENUTUP
Tata nama tumbuhan dan tanaman budidaya masing-masing diatur oleh kode tertentu. Pemakaian tata nama tumbuhan diatur oleh ‘International Code of Botanical Nomenclature (ICBN) atau Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (KITT) yang kemudian disebut Kode Botani. Sedangkan untuk penamaan tanaman budidaya diatur oleh ‘International Code of Nomenclature of Cultivated Plants’ (ICNCP) atau Kode Internasional Tata Nama Tanaman Budidaya (KINTB) yang dikenal juga dengan Kode Kultivasi. Penulisan tata nama tumbuhan memakai bahasa latin karena bahasa latin sudah lama mentradisi secara universal dipergunakan sebagai bahasa ilmiah dan juga bahasa latin merupakan bahasa yang sudah mati, sehingga kemungkinan untuk berubah bentuk hampir tidak ada.














DAFTAR PUSTAKA

Salimah, Ade dan Murgayanti. 2005. Tata Nama Tumbuhan. Dalam: Ade Salimah, dkk. 2007. Hand Out MK. Biologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Salimah, Ade dan Syariful Mubarok. 2005. Tata Nama Tanaman Budidaya. Dalam: : Ade Salimah, dkk. 2007. Hand Out MK. Biologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.